TAWA DALAM KENANGAN
Berdirilah 9 sahabat yang penuh
dengan ceria, tawa, bahagia, dan lain – lain. Mereka pun senang – senang
bersama. Jika ada yang sedih, pasti sahabat itulah yang suka menghampiri dan
menghiburnya sehingga tidak ada yang bersedih lagi. Itulah gunanya sahabat. 9
orang tersebut mempunyai nama untuk sahabatnya, yaitu GGS. Mengapa nama GGS?
GGS itu singkatan dari ‘Ganteng Geulis Seram’. Loh, kok seram? Seram, karena
mereka itu menyeramkan kalau sudah melawak. Ketawanya pun beraneka ragam.
Karena, ceritanya sangat lucu sehingga mereka membuka mulut dan mengeluarkan
suara tawa nya dengan puas yang bisa menakutkan orang – orang di sekitar.
Mereka itu Putra, Yuli, Intan, Fadil, Afifah, Yani, Miftah, Putri, dan Qiqi.
Diantara 9 orang tersebut, yang paling konyol dalam segala hal itu Putra dan
Fadil. Bukan hanya itu saja. Putra dan Fadil pun juga teman sebangku di
kelasnya. Dan yang selalu pikirannya jorok dan mengkhayal yang sangat tinggi
itu Yuli. Jika, ada obrolan yang pikiran yang jorok, otak dia langsung nyambung
seperti ada sinyal.
Mereka sudah menjalin persahabatan
selama 1 tahun. Tetapi, mereka seperti sudah dekat sekali beberapa tahun. Apalagi,
guru – guru di sekolah sudah tahu tentang persahabatan mereka yang sangat
humoris. Lagi belajar pun, mereka tetap melawak di kelasnya. Tetapi, guru yang
sedang mengajar tidak marah dan kesal, karena lucu dan konyol guru pun ikut
tertawa. [ABSTRAKSI]
Pagi hari, mereka berangkat ke
sekolah bersama dengan menjemputnya satu per satu. Setelah sampai gerbang
sekolah, ternyata mereka terlambat. Sudah pukul 7:20 mereka sampai di sekolah
dan gerbang sudah ditutup. Akhirnya, mereka masuk lewat belakang dengan
memanjat tembok untuk masuk ke sekolah. Ketika mereka memasuki kelas, ternyata
sudah ada guru yang sedang mengajar. “Kenapa kalian telat?” tanya Bu Sri.
Dengan kebetulan, mereka telat masuk kelas ketika jam pelajaran Matematika. Bu
Sri itu sangat galak kalau sedang mengajar dan matanya sangat tajam jika sedang
mengawasi siswa ujian. Tetapi, mereka tidak pernah takut dengan Bu Sri. Karena
mereka sudah sering dimarahi olehnya dengan kelakuan buruk seperti sering
melawak di jam pelajarannya. “Maaf Bu. Maklum manusia pasti telat bangun karena
kelelahan” jawab Yani dengan polos. Wajah Bu Sri kini sudah menampakkan
kemarahannya. Karena sudah beberapa kali mereka melakukan kesalahan lagi.
“I..iya Bu, kita telat aja masih datang ke sekolah karena niat kita itu untuk
belajar bukan mematuhi peraturan sekolah Bu” ucap Intan yang kini membuat Bu
Sri tambah kesal dan marah kepada mereka. Murid di kelas pun tertawa semua. Dan
sudah tahu sifat mereka yang suka bercanda berlebihan. Akhirnya, Bu Sri memberi
hukuman kepada mereka dengan membersihkan halaman sekolah. Tetapi, mereka tetap
senang kalau dapat hukuman. Karena bebas dari kelas dan tidak belajar. Mereka
benar – benar tidak membersihkannya. Tetapi, makin berantakan. Karena mereka
bermain – main sampai tertawa puas. Ketika mereka sedang bermain – main,
datanglah Bu Sri dan melihat mereka yang sedang bermain. Bu Sri terkejut dan
wajahnya memerah. “Ada Bu Sri tuh datang” teriak Putra kepada temannya. “Waduh
Bu teh Sisri mending kabur aja nih” ucap Intan dengan polos mengucapkan seperti
itu kepada gurunya sendiri. “Ih, kalian gak boleh kabur. Kita harus patuh sama
guru” ucap Qiqi dengan lembut. Mereka akhirnya menurut kepada Qiqi. Karena dia
paling tua dari mereka dan paling dewasa kalau ada masalah apapun.
Setelah mereka selesai tugas dari
hukuman Bu Sri, mereka memasuki kelas dan duduk dibangkunya masing – masing.
Karena, jam pelajaran masih berlanjut dan memasukin jam pelajaran wali kelas
yaitu bahasa inggris. Bu Vera adalah wali kelas XII A 3 dan guru bahasa
inggris. Biasanya Bu Vera jika memasuki kelas mereka tersenyum, tetapi ini
seperti sedang marah. Apakah Bu Vera marah karena kelakuan GGS yang dilakukan
tadi saat diberi tugas hukuman?. Bu Vera itu sangat peduli kepada anak
kelasnya. Dan jika ada masalah pun, ia menyelesaikannya segera. Tetapi, ia
tidak pernah marah kepada muridnya. Apalagi kalau masalah mereka ber 9, ia
tetap sabar. Tetapi kali ini, Bu Vera sangat berbeda. Dari raut wajahnya pun
sudah ketebak kalau ia marah. Ketika Bu Vera menduduki kursi, ternyata raut
wajahnya kembali normal seperti biasanya. Mereka kira Bu Vera marah dengan
kelakuannya. Ternyata tidak. [ORIENTASI]
Ketika sedang belajar dengan
pelajaran wali kelas, Bu Vera mengumumkan akan diadakan perkemahan. Karena, Bu
Vera ingin sekali untuk camping. Akhirnya, mereka semua setuju. Karena itu
adalah aktivitas yang banyak disukai oleh manusia. Dan direncanakan pada hari
Sabtu.
Hari Sabtu telah datang. Mereka
bergegas berangkat ke tempat perkemahan pada sinar terik matahari. Ketika
sampai di tempat perkemahan, Bu Vera membagikan orang – orang untuk seruangan
dalam tenda. Mereka ber-9 pun dengan bersenang – senang mengikuti kegiatan
perkemahan. Kemudian, Intan dan Putra pergi ke tempat penyewaan hamook (ayunan
untuk perkemahan). Dan yang lainnya pun mengikuti menyewa hamook itu. Kecuali
Afifah dan Qiqi. Karena, mereka berdua dari tadi diam di dalam tenda. Mereka
ber-7 bersenang – senang dengan ketawa bersama dan bercerita bersama. “Ikan apa
yang banyak matanya?” tanya teka – teki dari Intan. “Ikan sekilo yang kecil –
kecil” jawab Fadil. “Loh kok bisa gitu sih? Emang banyak banget ya kalo ikan
sekilo jadi banyak matanya?” tanya heran Yani. Yani sangat lemot kalau sudah
berpikir apapun. Ya bisa disebut pikun sih. “Aduh Yani, kamu pikun amat sih
hahaha” ucap Intan sambil tertawa. Kalau mereka sudah memulai dengan berbincang
teka – teki, pasti Yuli selalu ada teka – teki yang aneh “Eh aku punya teka –
teki yang sangat menarik dan sangat jelas” ucap Yuli dengan semangat. “pasti
yang jorok lagi kan?” jawab Putri dengan polos. “dengerin dulu makanya” ucap
Yuli. “Iya apa?” tanya Miftah dengan penasaran. Mereka menunggu teka – teki
yang dibuat Yuli. “Nih ya pas dibuka sarungnya keliatan bulunya, terus pas
dibuka bulunya tuh waw keliatan bijinya, nah pas bijinya dibuka eh keliatan
batangnya, apakah itu?hahahaha” tanya teka – teki Yuli. “Tuhkan sudah kuduga,
pasti teka – tekinya jorok mulu” ucap Putri. “Aduh parah kamu Yul hahaha” ucap
Putra kepada Yuli. “Ih, kalian tau gak sih jawabannya?” tanya kesal Yuli. “Ya
itu pasti jawabannya juga jorok lah hahaha” jawab Intan dengan tertawa. “Bentar
– bentar. Emang di dalam sarung ada bulunya? Kan sarung gak punya bulu” jawab
polos Yani dengan pikun. “Idoyy!!!!!” teriak serentak. Idoy adalah nama panggilan
Yani karena ia sangat pikun. “Yan, kamu lucu banget sih sampe kamu polos
ngomong kaya gitu hahaha” ucap Intan dengan tertawa lepas. “Aduh kali ini
terjebak banget ya dari teka – teki aku hahaha. Padahal jawabannya kan jagung
hahaha” Yuli tertawa lebar dan senang karena tidak ada yang bisa menjawab teka
– tekinya. Mereka tertawa bersama dengan bahagia tanpa Afifah dan Qiqi. Ketika
mereka sedang tertawa dan bersenang – senang di atas hamooknya, Afifah melihat
dari jauh dan memandang mereka yang sedang bahagia. Dan Afifah melihat Intan
yang sangat bahagia dan banyak disukai orang karena sifatnya yang baik.
Walaupun Afifah adalah sahabatnya Intan, tetapi ia selalu iri dengannya. Dan ia
sangat iri jika Intan sedang membahagiakan sahabat yang lainnya sehingga orang
– orang tersebut nyaman dengan sikap Intan yang baik. Jika memandang Intan
seperti menghangatkan hati semua orang. Sedangkan Afifah, ia memang baik tetapi
ia selalu iri dengan kebahagian orang lain. Afifah memandang mereka dengan
wajah iri dan tidak menyukainya. Qiqi menghampiri Afifah yang sedang melihat
mereka sedang bersenang – senang. “Kenapa kamu gak kesana?” tanya Qiqi sambil
menunjuk ke arah mereka dari jauh. “Males” jawab Afifah yang jutek dengan raut
wajah marah. “Loh, kok males? Ayo kita kesana” ajak Qiqi sambil menarik tangan
Afifah. “Aku bilang males ya males” ucap Afifah sambil melepaskan tangannya dari
Qiqi. Wajah Qiqi dengan kecewa melihat kelakuan Afifah yang dilakukan kepada
Qiqi. Tetapi, Qiqi tetap berusaha untuk mengajaknya. Tak lama kemudian, Intan
memanggilnya dari jauh kepada Afifah dan Qiqi. “Hey, ayo sini join” teriak
Intan sambil melambaikan tangan. “Tuh kan, ayo kesana!” ajak Qiqi. Tetap saja
Afifah tidak pergi kesana. Afifah pergi dan memasuki tendanya lagi. Tak lama
kemudian, ada orang yang memasuki tenda Afifah. Ternyata, itu Rahma. Ia dikenal
orang biang gosip dan ia suka menghasut orang. “Eh Afifah. Kamu gak gabung sama
GGS?” tanya Rahma. “Oh nggak” jawab Afifah dengan wajah bt. “Eh kamu udah tau
belum? Katanya sih Intan sama Fadil lagi deket” ucap polos Rahma dengan wajah
tanpa dosa. Afifah kaget dengan omongan Rahma kepadanya. Dia belum bisa percaya
dengan Rahma. Karena, sudah tau, bahwa Rahma suka memberi berita dengan tidak
benar. “Ah gak mungkin, mereka kan sahabatan” ucap Afifah. “Ini seriusan. Kali
ini aku gak bohong Fah” ucap Rahma untuk meyakinkan Afifah. Afifah berpikir.
Mengapa Rahma tahu kalau Afifah suka sama Fadil? Padahal, belum ada yang
mengetahui bahwa Afifah menyukainya. Afifah dengan mudahnya, percaya dengan
omongan Rahma.
Qiqi menghampiri mereka. Setelah sampai, mereka
merasa seperti ada yang kurang. “Afifah mana?” tanya Yuli. “Ada di tenda. Tapi,
dia kok aneh ya?” tanya heran Qiqi. “Emang kenapa dengan Afifah?” tanya Putri. “Aku
juga gak tau kenapa?” ucap Qiqi dengan dengan khawatir kepada sikap Afifah.
Intan tiba – tiba pergi dan menghampiri Afifah yang sedang sendiri. Tetapi,
Intan tidak menemukan keberadaan Afifah. Intan terus mencarinya, tetapi tetap
saja tidak menemukannya.
Hari sudah larut malam. Waktunya
acara api unggun. Semua berkumpul di pertengahan tenda – tenda dengan
menyalakan api unggunnya. Mereka ber-8 tanpa Afifah pun berkumpul bersama.
Afifah masih belum terlihat di acara api unggun juga. Ketika acara dimulai,
Afifah muncul dan mengahadiri acara tersebut. Ia tidak mengamhampiri mereka,
tetapi ia menghampiri orang – orang yang banyak tidak disukai oleh murid yang
di kelasnya. “Itu Afifah” ucap Miftah sambil menunjuk ke arah Afifah. Intan
mencari dengan arah matanya. Tenyata benar itu Afifah. “Kita samperin aja yu”
ajak Intan kepada mereka. “Ayo!!” ucap Putra dan Fadil sambil mengangkatkan
tangannya ke atas dengan mengepalkan tangannya. Mereka pun menghampiri Afifah.
Intan mendekati Afifah dan menghiburnya. Karena, kalau ada temannya sedang bt
atau ada masalah. Pasti Intan paling jago dalam menghiburnya. “Hai Afifah. Kamu
kemana aja sih? Tadi aku nyariin kamu gak ketemu” ucap Intan sambil tersenyum
lebar kepada Afifah sambil merangkul Afifah. Afifah melepaskan rangkulan Intan
dan tidak menjawab pertanyaan Intan. Afifah malah asyik dengan teman yang
lainnya. Intan merasa aneh sekali dengan sikap Afifah kepada mereka. “Afifah!
Kamu kenapa sih? Kita salah apa sma kamu?” ucap Yuli dengan wajah kesal sambil
menarik bahu Afifah dari belakang. “Apa sih?!!” ucap Afifah dengan nada tinggi.
[KOMPLIKASI]
“Kok, kamu jadi gitu sih fah? Salah kita apa
sama kamu?” tanya bingung Intan dengan wajah penasaran dengan sikap Afifah. “Eh
Tan, jangan pencitraan dong!! Sok baik lah, sok perhatian lah” ucap kasar Afifah
dengan kesal. Intan kebingungan dengan ucapan Afifah kepadanya. “Loh kok, kamu
ngomong gitu sama Intan sama sahabat kamu sendiri?” tanya Putri. Intan tiba –
tiba menarik tangan Afifah dengan paksa dan membawanya pergi ke tempat yang
sepi untuk berbicara 4 mata. Dan yang lainnya, mereka ber-7 seperti Putra,
Fadil, Yuli, Putri, Yani, dan Qiqi mengikuti Intan dan Afifah dari belakang
tanpa diketahui Intan. Dan mereka ber-7 bersembunyi dan menguping pembicaraan
Intan dan Afifah.
“Apaan sih narik tangan segala!!”
ucap kasar Afifah. “aku gak habis fikir sama sikap kamu seperti ini sama aku.
Aku salah apa sama kamu? Perasaan kita gak pernah punya masalah dalam
persahabatan kita” ucap Intan dengan memberi penjelasan kepada Afifah. “Emang
gak ada masalah dalam persahabatan kita” ucap jutek Afifah. “Terus apa?”. Dari
jauh, mereka ber-7 masih menguping pembicaraan Intan dan Afifah. Walaupun
terdengar sedikit, tapi mereka penasaran dengan masalah yang dihdapi Intan dan
Afifah. “Mereka kok ngomongnya serius amat ya. Sampe ngomong di tempat yang
sepi” ucap Fadil dengan bisik – bisik. “Mungkin mereka ngobrol di tempat sepi,
biar enak ngobrolnya dan, paling antara Intan dan Afifah mungkin pengen curhat.
Jadi curhatnya di tempat gak banyak orang” ucap polos Yani. “(sambil menjitak
kepala Yani) doclo banget sih kamu Yan!” ucap Putra. “Udah ah mending kita
dengerin aja obrolan mereka” ucap Qiqi dengan serius memperhatikannya.
“Aku gak suka sama sifat kamu!” ucap
pelan Afifah kepada Intan. “Sifat aku emang kenapa?” tanya penasaran Intan.
“Setiap orang ketemu sama kamu pasti baik. Pasti kagum sama sikap kamu. Kamu
terlalu baik ke orang! Sampe – sampe, orang – orang itu memihak kamu terus
dalam segala hal! Bahkan, anak GGS pun keliatan bahagia banget kalo kamu berada
di samping mereka semua! Dan 1 lagi, kamu udah ngerebut hati Fadil dari aku!!”
ucap Afifah dengan sentak. Intan sangat kaget dengan bicara Afifah seperti itu.
Bahkan, mereka ber-7 yang sedang menguping pun juga kaget. Obrolan Afifah
membuat wajah Intan menjadi kaget.
Tiba – tiba Fadil keluar dari tempat
persembunyian dan menghampiri mereka berdua. “Aku gak salah denger nih” tanya
Fadil yang membuat Afifah terkejut dengan kehadiran Fadil. “Fadil” ucap Intan.
Mereka ber-6 yang sedang bersembunyi pun ikut keluar juga. Afifah terkejut dan
merasa malu dengan mengungkapkan perasaan lubuk hatinya. “Ternyata kamu iri
sama Intan? Terus kamu bersikap seperti ini sama kita?” ucap Yuli. “Kenapa sih
kamu Fah? Cara kamu tuh salah kalo seperti ini dan sifat kamu tuh gak kaya gini
Fah” ucap Putri. “Tuhkan, bener apa yang diucapin sama aku tadi. Pasti semua
orang memihak kamu Tan” ucap jutek Afifah. [EVALUASI]
“Hah?” jawab Intan dengan terkejut. “Kita
semua bukan memihak Intan karena dia selalu baik sama kita. Tapi, kita di sini
gak mihak siapapun. Tapi ini kenyatannya yang kita lihat apa yang kamu lakuin
kepada Intan itu salah.” Ucap Qiqi. “Fah, (sambil menatap Afifah) jadi kamu
suka sama aku? Sampe kamu cemburu dan marah sama Intan, karena dia deket dan
membuat aku bahagia, gitu? Fah, kita boleh suka sama sahabat kita sendiri.
Tapi, gak sampe ngerusak persahabatan kita dan sampai hancur seperti ini. Dan
jangan seperti nila setitik rusak susu sebelanga Fah. Oke, aku harus jujur
sekarang. Emang aku suka sama Intan (semua terkejut). Tapi, aku berpikir lagi.
Karena dia sekarang sahabat aku, aku gak mungkin untuk nembak dia dan merusak
persahabatan kita.” Ucap Fadil yang membuat mereka terkejut dan diam. “Dan 1
lagi Fah. Jaga baik kata – katamu.
Karena mulutmu adalah harimaumu” ucap Fadil sambil memegang pundak Afifah.
Afifah diam dengan percakapan Fadil kepadanya. Dan dia menyadari atas kesalahan
yang telah ia lakukan kepada sahabatnya. “Fah, aku gak tau kalo kamu suka sama
Fadil. Aku deket sama Fadil aja kan karena kita sahabat gak lebih kok. Aku
memperlakukannya sama seperti memperlakukan kepada yang lain. Aku minta maaf
ya. Aku gak tau kalo kamu selama ini cemburu.” Ucap Intan dengan tulus. Afifah
masih diam. Da tidak menjawab obrolan Intan. “Kami berharap kamu mengerti
dengan ucapan Fadil yang tadi” ucap Qiqi. Tak lama kemudian, Afifah mendekati
Intan dan memegang tangan Intan. “Aku minta maaf ya Tan. Aku bersalah banget
sama kamu. Dan aku merasa malu dengan diriku sendiri. Emang sih, aku pengen
banget punya sifat seperti kamu. Sampe aku iri sama kamu dan melakukannya
seperti ini.” Ucap Afifah dengan tulus dari hati nya. “Kamu gak salah kok Fah.
Ya ini memang kita lagi diuji sama Allah seberapa kuatnya persahabatan kita
jika ada masalah. Iya kan?” ucap Intan. “Benar benar benar!!!” ucap serentak
semua. Akhirnya mereka merangkul satu sama lain. Dan kembali seperti semula
persahabatan mereka. Mereka mengahabiskan bersenang – senang dengan di acara
perkemahan. [RESOLUSI]
Dua bulan kemudian, mereka masih
bersama – sama dengan bersenang – senang. Dan hari ini, adalah hari dimana
mereka berpisah sekolah karena hari ini adalah hari terakhir mereka sekolah.
Walaupun murid yang lain sedih dengan perpisahan sekolah, tetapi mereka tetap
bahagia. Mereka tidak perlu sedih. Karena mereka belum berpisah dalam
persahabatan. Dan mereka akan menyimpan bahagia dan tawa yang manis dalam
kenangannya. [KODA]
UNSUR INTRINSIK
1. Tema : Persahabatan
2. Tokoh dan Penokohan :
Ø Intan : Baik hati, peduli, humoris, penyayang, penyabar.
Ø Afifah : Baik, selalu iri dengan kebahagiaan orang lain,
sedikit emosi, selalu sadar dengan perilaku yang salah yang ia perbuat, keras
kepala.
Ø Fadil : Baik, humoris, bertanggung jawab, jujur.
Ø Putra : Baik, humoris, penghibur.
Ø Yani : Baik, pikun, suka ga jelas jika menjawab
pembicaraan orang lain.
Ø Putri : Baik, peduli dengan sahabatnya.
Ø Yuli : Baik, sering berpikiran kotor, humoris, mudah
terbawa perasaan.
Ø Qiqi : Baik, selalu berpikir dewasa, peduli, penyayang.
Ø Miftah : Baik, terkadang pendiam, peduli.
Ø Bu Sri : Mudah emosi, jutek, galak.
Ø Bu Vera : Baik, sangat peduli kepada murid nya, penyabar.
Ø Rahma : Suka menghasut orang, selalu menggosipkan orang
lain
3. Alur : Maju
Bukti : Pagi hari, mereka
berangkat ke sekolah bersama dengan menjemputnya satu per satu. Setelah sampai
gerbang sekolah, ternyata mereka terlambat. Sudah pukul 7:20 mereka sampai di
sekolah dan gerbang sudah ditutup. (dan seterusnya)
4. Latar :
Ø Tempat : Sekolah, Kelas, tempat Perkemahan.
Ø Waktu : Pagi hari, siang hari, malam hari.
Ø Suasana : Senang, menegangkan, sedih, dan terharu.
5. Amanat : Jangan hancurkan persahabatan yang sudah
terikat hanya masalah sedikit pun. Karena sahabat sejati adalah orang yang
selalu bersama kita dan membuat kita bahagia sampai kapan pun.
6. Gaya bahasa :
Ø Peribahasa : “Dan
jangan seperti nila setitik rusak susu sebelanga Fah”
Ø Majas simbolik : “Dan
1 lagi Fah. Jaga baik kata – katamu.
Karena mulutmu adalah harimaumu”
7. Sudut pandang : Sudut pandang orang ketiga (Mereka akhirnya menurut kepada Qiqi. Karena
dia paling tua dari mereka dan paling dewasa kalau ada masalah apapun.)
UNSUR EKSTRINSIK
1. Nilai Moral : Jujur dengan ungkapan perasaannya (...“Oke, aku harus jujur sekarang. Emang
aku suka sama Intan”) , saling menyayangi antar sesama (Akhirnya mereka merangkul satu sama lain.
Dan kembali seperti semula persahabatan mereka).
2. Nilai Sosial : Saling mengingatkan jika ada yang
salah dalam perbuatan mereka masing – masing.